Legenda Klasik Kebo Kicak Karang Kejambon
Jombang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Jawa Timur. Selain dikenal sebagai Kota Santri karena
banyaknya sekolah berbasis agama islam atau Pondok Pesantren yakni Tebu
Ireng, Mambaul Ma’arif, Darul ‘Ulum, dan Tambak beras, Jombang juga
melahirkan tokoh terkenal seperti KH. Hasyim Asyari seorang pahlawan
nasional, Mantan Presiden RI KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur), serta
budayawan Emha Ainun Najib. Kebo kicak merupakan legenda klasik yang
menandai asal muasal atas nama-nama desa yang ada di Kabupaten Jombang
seperti Pondok Pesantren Tebu Ireng, Megaluh, dan Mojongapit.
Terkisah, pada zaman dahulu kala ada
seorang yang bernama Kebo kicak. Karena durhakanya, dia disabda
menjadi manusia berkepala kerbau ( dalam bahasa jawa kebo ) oleh orang
tuanya. Kemudian Kebo kicak berguru kepada seorang kyai yang sakti
mandraguna hingga akhirnya ia menjadi seorang yang soleh, dia sadar atas
segala kesalahanya dimasa lalu hingga memiliki kemampuan yang luar
biasa baik dari segi agama maupun kesaktiannya.
Pada suatu masa, Jombang diresahkan oleh
seorang perampok sakti mandraguna yang benama Surontanu. Karena
kesaktiaanya, tidak ada yang pernah bisa melawan dan menangkapnya.
Alkisah, Kebo kicak turun gunung bermaksud hendak menangkap Surontanu.
Kemudian mereka bertemu dan bertarung sangat lama sampai Surontanu
kewalahan melawan Kebo Kicak dan dia melarikan diri. Kebo kicak pun
mengejar Surontanu kemanapun dia pergi. Dan sampailah pelarian Surontanu
kesebuah rawa yang terdapat rimbunan tanaman tebu. Dengan kesaktiaanya
Surontanu masuk kedalam rawa tebu tersebut dan Kebo kicak pun menyusul
kedalam. Akhir cerita, baik Surontanu maupun Kebo kicak tidak pernah
kembali lagi hingga sekarang. Entah apa yang telah terjadi hingga
sekarang, tidak ada yang tahu. Maka dari tempat menghilangnya Kebo kicak
dan Surontanu itulah yang ditandai sebagai asal muasal dari berdirinya
Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang. begitupun juga nama desa Kalak
salah satu yang ada di Jombang itu juga menurut cerita nenek moyang
merupakan hasil dari pencarian Kebo Kicak kepada Surontanu yang
bersembunyi di perkebunan Salak. Di situ bertemu orang tandak tayub.
Saking saktinya Kebo Kicak, Surontanu disabdo Kebo Kicak menjadi Sardulo
(manusia berkepala macan). Kini, keduanya adalah manusia setengah
hewan.
Pengejaran Kebo kicak terhadap Surontanu
untuk memperebutkan Banteng Tracak Kencono juga menjadi jejak-jejak
pegejaran yang menorehkan sejarah nama-nama desa hingga saat ini nyata
dan menjadi bagian administrasi struktur pemerintahan Kabupaten Jombang.
Dibawah ini beberapa nama-nama desa yang menjadi jejak pengejaran itu :
- Parimono-Plandi
Surontanu lari bersama Banteng Tracak
Kencono. Tibalah ia di sebuah persawahan nan luas. Kebo kicak datang
bersama 9 nawabayangkari. Terkejut melihat Kebokicak, Surontanu
mengentakkan tali banteng dan nyasak pepadian yang menghampar. Kebo
kicak menggeleng geram menyaksikan itu. Maka lahirlah sebutan Parimono
(padi yang disasak hingga rusak).
- Mojosongo
Surontanu membuat persembunyian dari
akar-akaran, ranting-ranting, dan daun-daun klaras, sementara di
sekitarnya dikitari pepohonan maja. Ia membawa panah. Kebokicak datang
bersama 9 nawabhayangkari. Pertarunganpun berkecamuk. 9 prajurit
Kebokicak binasa oleh panah Surontanu.
- Jambu
Surontanu terbirit-birit ke arah barat.
Mengikat bantengnya di sebuah pohon jambu milik Ki Dumadi. Belum sempat
beristirahat nyenyak, Kebo kicak pun datang.
- Jombang
Surontanu lari ke utara. Menemukan kolam.
Ada rumah beratap jerami, alang-alang, lalu ada pemandian kerbau. Ada
cahaya ijo dan abang dari dasar kolam melesat ke langit dan menebarkan
cahaya yang terang cemerlang. Keduanya bertemu dan terjadilah
percekcokan. Pertarungan sengit. Surontanu terpukul mundur. Ia lari ke
arah timur. Kolam jadi acak-acakan.
- Ringincontong
Ada pohon beringin raksasa. Seumpama ada
10 orang mengitarinya dengan membentangkan kedua tangan maka tak bakal
mencukupinya. 9 nawabhayangkari dating membantu Kebo kicak. Mereke
bertempur lagi. Mereka tak kuasa mengatasi kanuragan Surontanu. Kebo
kicak turun tangan. Ia mengeluarkan aji Singo Begandan, dan Bende
Tengoro. Surontanu kewalahan. Ia lari ke tenggara.
- Sumber Peking
Tampaklah rumbukan pring yang rimbun.
Terdengar mata air yang jernih yang menggemericik deras bak bunyi alat
peking. Surontanu bermalam di situ, di sebuah rumah seorang janda
bernama Nyi Gulah. Kebokicak datang. Namun Surontanu telah pergi ke
barat kala terbit fajar.
- Mojongapit
Ada sekelompok tayub menggelar
pertunjukan. Surontanu masuk ke situ. Menyamar. Lalu muncullah siluman
Sardulo Onggo Bliring (berupa macan loreng). Ternyata siluman ini adalah
kawan Kebokicak. Si Bliring mencekik Surontanu. Menjepit lehernya
dengan kayu randu. Surontanu meronta-ronta. Kebokicak muncul. Bliring
terkaget sebentar, dan jepitannya terlepas. Surontanu sedikit dapat
bernapas, lalu ia lari lagi ke tenggara.
- Sumber Sapon
Selain itu, Megaluh yang dulu bernama
Watugaluh ini konon ceritanya dikarenakan pertempuran antara Kebo Bang
Surowijoyo yang merupakan pendekar tangguh di daerah Watugaluh (Megaluh)
melawan Kebo Kicak setelah dimintai pertolongan oleh Surontanu.
Hingga kini nama Jombang tak pelak
senantiasa dikaitkan dengan Kebo Kicak. Meski legenda ini tidak banyak
terekspos oleh media massa namun nama Kebo kicak selalu menjadi tokoh
utama yang senantiasa diingat oleh masyarakat Jombang. Kebo kicak telah
menorehkan sejarah di Kabuapaten Jombang dan hingga kini salah satu
peninggalan bersejarah dan berdiri kokoh menjadi ikon Jombang adalah
RinginConton. RinginContong ialah pohon raksasa yang menjadi tempat
persinggahan Kebo kicak dalam pengejarannya terhadap Surontanu dan
Banteng Tracak Kencana yang akan dijadikan sebagai tumbal terkait
munculnya pageblug atau wabah penyakit yang sulit disembuhkan didaerah
padepokan Pancuran Cukir.
No comments:
Post a Comment